Selasa, 12 Januari 2016

Beasiswa 02. Doa itu penting

Semuanya Allah yang mengatur, bahkan daun yang jatuh atau debu yang berterbangan sekalipun,
Semua urusan mudah bagi Allah. Minta padaNya, rayu Dia dengan mersa dalam sujud panjang di sepertiga malam.

Saat itu, saat menunggu yang paling menegangkan bagiku, tidak seperti menunggu pengumuman UN atau SNMPTN, karena saat itu kecemasanku pun bercampur takut dan pengharapan yang besar yang kemudian menghasilkan kepasrahan. Dalam doa kupanjatkan "Ya Allah jika urusan ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi orangtuaku, dan kesudahan urusan ini dimana kelak aku akan dapat menjalankannya dengan kemudahan dan kesulitan-kesulitannya, dengan tanpa membuatku jauh dariMu, maka berikanlah kabar gembira dan mantapkan hatiku pada pilihan tersebut".

Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku dan memantapkan hatiku. Hingga saat ini, banyak kemudahan kemudahan yang aku alami dalam prosesnya. 

Allah itu sesuai prasangka hambaNya.

Yakini, setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita itu sudah merupakan ketentuanNya. Maksimalkan usaha dan jangan berputus asa dalam doa. Jika kita belum mendapatkanNya, bisa jadi Allah ingin melihat usaha kita lagi, mendengar rayuan-rayuan kita lagi.

*masih bicara mengenai beasiswa, hehhe.

Sabtu, 09 Januari 2016

Partner Goal

Muslim man proposed to a muslim woman. 

Muslimah : me? If I do not know how to sew, or cook, or iron.. how am I going to marry you?

Man : Do you know how to pray? Do you worship Allah Subhana wa ta'ala without associating with anyone? Do you give the zakat? Are you afraid of Allah?

Muslimah : Yes, I pray everyday, I love Allah and no one else, I give charity whenever I can and the one I fear is Allah Subhana wa taa'ala.

Man : *smiling* That's enough for me, I want you to be the half of my Deen, not my maid.

Jumat, 08 Januari 2016

Alasan Belajar Memasak

Mengapa penting bagi seorang wanita untuk belajar memasak? 

Karena nanti kelak ketika sudah menikah, dia bisa berkata kepada suaminya begini : 

"aku belajar memasak bukan untukmu sayang, tapi untuk ibumu, agar ibumu yakin bahwa putra kesayangannya jatuh ditangan yang tepat, tidak akan kekurangan satu apapun, sama seperti ketika dia menyapihmu dan merawatmu”

:)

Rabu, 06 Januari 2016

Beasiswa 01. Titik Awal

Setelah selesai wisuda, biasanya kerap kali kita ditanyakan mau lanjut kerja atau lanjut kuliah lagi?

Pertanyaan itu terkadang menjadi bumerang bagi mahasiswa yang baru lulus dan ingin menikmati waktu santai sejenak setelah lelah dengan kesibukan dan deadline kuliah selama kurang lebih 4 tahun.

Begitu pula denganku,

Akan tetapi jika difikirkan kembali ada baiknya kita memikirkan apa yang akan kita jalani kedepannya, kita harus punya gambaran. Untuk itulah sebelum wisuda, setelah menyelesaikan sidang TA aku sempatkan untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan dan pendaftaran beasiswa. Ada beberapa perusahaan yang telah aku coba apply dan begitu pula dengan beasiswa. Setiap harinya kusibukan dengan mengintip portal lembaga penyedia beasiswa ataupun portal lamaran pekerjaan.

Hingga waktunya wisuda pun tiba, namun jawaban untukkupun tak kunjung hadir, baik itu dari perusahaan maupun dari lembaga penyedia beasiswa.

Sedih memang, karena ada beberapa teman yang telah mendapat panggilan pekerjaan yang sesuai dengan bidang kami, engineer.

Namun bukankah rencana Allah jauh lebih baik. Intinya sabar. Yang terbaik biasanya muncul paling akhir. Hehehe.

Tiba saatnya ketika satu minggu setelah selesai wisuda, jawaban itupun datang. Alhamdulillah aku mendapatkan beasiswa PMDSU dari KEMENRISTEK DIKTI :)

Setelah mendiskusikannya bersama Allah dan tentunya orang tua, akupun dengan mantap memilih untuk menerima kesempatan emas ini. 

Beasiswanya diperuntukkan bagi sarjana unggul yang bersedia menempuh pendidikan di dalam negeri hingga ke jenjang Doktor dalam waktu yang relatif singkat yaitu 4 tahun. Beasiswa ini hanya diadakan 2 tahun sekali dan bertujuan untuk memenuhi kuota Doktor sebagai peneliti dan dosen pengajar di universitas yang ada di Indonesia.

Lalu dimulailah kembali perjalanan meraih impianku dengan melanjutkan pendidikan magister dan doktor di Universitas Indonesia. :D Alhamdulillah

Bersambung . . .

Senin, 28 Desember 2015

I feel you

Menyimpan satu nama dan memeluknya erat-erat dalam diam tanpa perlu diumbar bukanlah suatu hal yang mudah. Karena itu berarti setiap kerinduan muncul, kita harus berkompromi dengan hati, menguatkannya agar terus bersabar menunggu saat yang tepat untuk merayakan cinta.

Dan saat berkompromi dengan hati pun adakalanya kita menang dan dapat mengendalikan perasaan itu untuk tetap berada indah dalam diamnya. Namun tak jarang kita justru jatuh dan tunduk pada keinginan hati, dengan terus membayangkan wajahnya, berangan angan akan hidup bersamanya kelak, dsb.

Maka dari itu, ada baiknya untuk tetap menyukai sekedarnya, menyukainya dengan sederhana.

Lalu bagaimana caranya?
Cukup dg bercerita kepada Sang Maha Cinta. Setiap selesai shalat sempatkan untuk bersujud sejenak, bisikan kalau kita benar benar menyukainya. Mudah kan? Cara ini selalu efektif menurutku. Hehe ;)



Sabtu, 03 Oktober 2015

Mari Renungkan Bersama

Tidak perlu menjadi sesempurna Nabi Muhammad, karena aku pula tidak semulia Khodijah atau bahkan tidak sepandai Siti Aisyah.

Tidak perlu menjadi setampan Nabi Yusuf, karena paraskupun tidak akan bisa menandingi Siti Zulaikha.

Tidak perlu menjadi sehebat  Ali, karena ketaqwaanku pun jauh jika dibandingkan Fatimah.

Jadilah dirimu sendiri dan akupun akan begitu, karena kita manusia biasa.

Bukankah akan lebih indah jika kelak waktunya tiba kita bersama-sama, bahu membahu agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena bersama-sama jauh lebih baik :)

"Aku adalah apa yang kau lihat dan aib yang Allah tutupkan"

Kembali yuk kita sama-sama yakini bahwa, laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula.

Cinta itu fitrah, namun jangan sampai menjadi fitnah

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
maka lindungilah aku dari segala fitnah yang mungkin bisa timbul ketika dengan tidak sengaja kunampakkan rasa bahagia dalam diriku.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
maka biarkanlah aku tetap menyadari posisiku saat ini, yang hanya seorang gadis biasa dengan sejuta kekurangan.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
maka ada kalanya kusembunyikan rasa ini rapat-rapat hingga tidak merusak apa yang sedang kujalani saat ini.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
maka biarkan aku merasakannya lebih lama lagi sambil memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
Dalam sujud panjangku, biarkan kuselipkan sebuah nama untuk dapat terus kuperjuangkan agar menjadi jodohku.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
kadangkala kekecewaan datang menghampiri dan jangan sampai membuat ibadahku goyah karenanya.

Ketika yang kurasakan ini adalah cinta,
maka acapkali terasa rindu untuk berjumpa.

Maka sesungguhnya cinta itu adalah fitrah, namun jangan sampai menjadi fitnah. Cukup aku, Allah dan (mungkin) kamu saja yang tahu :)

Depok, 3 Oktober 2015